PENTINGNYA MOTIVASI DALAM BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat.

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar

pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Disamping kemandirian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.

Kegiatan belajar siswa dapat terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar. Untuk itu maka guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan dorongan siswa belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum mengajar di mulai. Pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar terutama pada saat siswa melakukan kegiatan belajar dan saat-saat kondisi belajar siswa mengalami kemunduran. Perhatian siswa terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui beberapa upaya seperti penggunaan media, memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa, sehingga siswa tidak bosan, sedangkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui dua bentuk motivasi.

 

B.   Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian motivasi ?

2.    Bagaimana dengan kebutuhan motivasi ?

3.    Apa pentingnya mitivasi dalam belajar ?

C.   Tujuan Pembahasan

1.    Mengetahui pengertian motivasi.

2.    Mengetahui kebutuhan akan motivasi.

3.    Mengetahui pentingnya motivasi dalam pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Motivasi

Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil, menurut H.L Petri (Petri, Herbert L, 1986: 3) Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran, menurut Oemar Hamalik (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002, 114) bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Sartain dalam bukunya psychology Understanding of human Behavior, dalam Purwanto (1996 : 60) mengatakan motivasi adalah ”suatu pernyataan yang komplek didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan sesuatu tujuan atau perangsang. Tujuan merupakan sesuatu yang menentukan dan membatasi tingkah laku organisme itu sendiri. Apa saja yang dilakukan oleh manusia pasti ada motivasinya”.

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa motivasi memegang peranan yang sangat penting didalam upaya manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan, didalam bidang pendidikan maupun tujuan-tujuan yang lain. Purwanto (1996 : 71) mengatakan bahwa : ”Motivasi adalah pendorongan, maksudnya usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”, Selanjutnya menurut Duncan dalam bukunya Organizational Behavior Purwanto (1996 : 72) mengemukakan bahwa : ”Motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi seseorang agar meningkatkan kemampuan secara maksimal untuk mencapai tujuan”.

Donald dalam Sudirman (2001 : 71) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan, dari pengertian yang dikemukakan Donald pada dasarnya mengandung tiga elemen penting yaitu :

a.    Motivasi itu mengawali perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa perubahan energi dalam sistem Neurophysiological yang ada pada organisme manusia (walaupun motivasi itu muncul dari diri manusia) penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b.    Bahwa motivasi ditandai dengan muncul nya rasa ”feeling” afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan persoalan kejiwaan afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c.    Bahwa sebenarnya motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan.

 

Motivasi memang muncul dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsure lain. Dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Selanjutnya dari beberapa pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi itu mengandung tiga komponen pokok yaitu :

a.    Menggerakkan, maksudnya motivasi menimbulkan kekuatan pada individu untuk bertindak dengan cara-cara tertentu sesuai dengan tujuan.

b.    Mengarahkan, maksudnya motivasi mengarah kan atau menyalurkan tingkah laku individu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

c.    Menjaga dan menopang tingkah laku, maksud nya motivasi menjaga dan menopang tingkah laku sesuai dengan jalur dan tujuan dari dorongan-dorongan dan kekuatan individu.

 

 Sardiman (2004 : 83) ciri-ciri motivasi yang ada pada diri manusia adalah sebagai berikut :

a.    Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b.    Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestsi yang telah dicapainya).

c.    Menunjukkan minat terhadap bermacammacam masalah ”untuk orang dewasa” (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan criminal, amoral, dan sebagainya).

d.    Lebih senang bekerja mandiri.

e.    Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulangulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f.     Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

g.    Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h.    Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya inteligensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan.

Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan akan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Terdapat banyak para ahli yang mengklasifikasikan atau membedakan macam macam motivasi berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Berikut akan diberikan contoh bermacam-macam motivasi menurut pandangan para ahli tersebut. Dilihat dari dasar pembentukannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yakni :

a.     Motif-motif bawaan Yang dimaksud dengan motif pembawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir dengan demikian motivasi itu ada sejak manusia dilahirkan dan tanpa dipelajari. Contoh motif-motif ini diantaranya adalah : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual dan lain-lain.

b.     Motif-motif yang dipelajari Motif yang dipelajari adalah motif yang timbul karena dipelajari, berarti motif ini tidak ada dengan sendirinya pada diri manusia. Contoh motif ini adalah : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, motif atau dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat dan lain-lain.

 

Selanjutnya Frensen membedakan jenisjenis atau dorongan sebagai berikut :

                 a.      Cognitive Motif Motif ini mengarah kepada gejala intrinsik yaitu menyangkut kepuasan individual. Keputusan tersebut berada didalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah terutama dengan pengembangan intelektual. Dengan motif ini anak-anak akan terdorong untuk bisa mengembangkan kecerdasan secara optimal sehingga secara intelektual mereka akan berkembang dan menjadi anak yang cerdas.

       b.           Self Expression Menurut Frensen penampilan diri adalah sebagian dari prilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi tetapi juga berharap mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang sangat diperlukan adanya kreativitas yang penuh imajinasi. Dengan demikian tiap orang atau seseorang mempunyai keinginan untuk aktualisasi diri.

 

Dalam pernyataan lain Woodworth menyatakan bahwa motivasi seseorang berkembang melalui kematangan, latihan dan melalui belajar. Melalui latihan dan kehidupan sehari-hari, maka unlearned motives pada seseorang akan makin berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, yaitu :

a. Tujuan-tujuan dan motivasi menjadi lebih mengkhusus.

b. Motivasi itu mengkombinasi menjadi motivasi yang kompleks.

c. Tujuan-tujuan pengiring dapat berubah menjadi tujuan utama atau sebenarnya.

d. Motivasi itu dapat timbul karena adanya perangsang-perangsang baru.

 

Sedangkan menurut terbentuknya motivasi terbagi menjadi dua yaitu :

a.    Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain. Motivasi intrinsic biasanya lebih efektif karena berasal dari dalam diri seseoarang.

b.    Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar seperti misalnya adanya hadiah, dan menghindari hukuman.

 

Motivasi selalu bertalian dengan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan, sehingga motivasi mempengaruhi adanya suatu kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu :

a.    Mendorong manusia untuk bertindak, yaitu motivasi berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi dan kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.

b.    Menentukan arah perbuatan, yaitu motivasi menentukan kearah perwujudan suatu citacita atau tujuan.

c.    Motivasi menyeleksi perbuatan, yaitu motivasi menentukan perbuatan yang sesuai dengan selaras guna mencapai tujuan.

 

Selain yang tersebut diatas, ada juga fungsi-fungsi yang lain yaitu motivasi sebagai pendorongusaha dan pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkann hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Tujuan motivasi adalah untuk mendorong atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga akan dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

 

 Teori Motivasi

a.   Teori Hidonisme

Menurut teori ini motivasi dan segala hal yang dilakukan oleh manusia adalah didasarkan pada usaha mencapai kesenangan yang bersifat dunia.

b.   Teori Naluri

Menurut teori ini, motivasi manusia bertindak melakukan sesuatu adalah didasar kan pada naluri manusia itu sendiri.

c.   Teori Reaksi yang di Pelajari

Teori berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari lingkungannya.

d.   Teori Daya Pendorong

Menurut teori ini motivasi merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari.

e.   Teori Kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

 

B. Kebutuhan Tentang Motivasi

Seseorang dalam melakukan suatu aktivitas didorong oleh adanya biogenic theories yang menyangkut tentang proses biologis yang menekankan pada mekanisme pembawaan biologis dan sociogenic theories yang menekankan dengan adanya pengaruh kebudayaan/kehidupan masyarakat. Dari kedua pandangan itu dalam perkembangan nya akan menyangkut persoalan-persoalan insting, fisiologis, psikologis dan pola-pola kebudayaan. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor, kebutuhan biologis, insting dan mungkin unsur-unsur kewajiban yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Menurut Skinner (dalam Sardiman, 2004 : 77) ”lebih cendrung merumuskan dalam bentuk mekanisme stimulus dan respons. Mekanisme hubungan stimulus dan respons inilah akan memunculkan suatu aktivitas”. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar yang penting bagaimana menciptakan suatu proses yang mengarahkan siswa malakukan aktivitas belajar. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik.

Pemberian motivasi pada siswa berarti, menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada awal akan menyebabkan si subjek belajar atau siswa merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar. Dengan demikian motivasi akan selalu berkaitan dengan kebutuhan, baik kebutuhan biologis maupun psikologis. Sebab seseorang akan mendorong melakukan sesuatu apabila ada suatu kebutuhan. Morgan yang ditulis kembali oleh Nasution (dalam Sadirman, 2004 : 78) manusia hidup memiliki kebutuhan yaitu :

a.    Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas

Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu merupakan suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua yang memaksakan anak nya untuk diam di rumah saja adalah bertentangan dengan hakekat anak (activities in it self is a pleasure). Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil apabila disertai dengan rasa gembira.

b.    Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

Dalam kehidupannya melaksanakan kegiatan salah satunya adalah untuk berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Kaitannya dengan siswa adalah akan rela belajar apabila diberikan motivasi untuk orang yang disukainya misalnya orang tua.

c.    Kebutuhan untuk mencapai hasil

Suatu kegiatan belajar akan berhasil baik apabila disertai dengan ”pujian”. Aspek pujian (reinforcemen) ini merupakan dorongan bagi siswa untuk dapat belajar lebih giat sehingga prestasi yang akan dicapai siswa akan lebih baik. Anak harus diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal, sehingga ada sense of success.

d.    Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Suatu kesulitan atau hambatan akan menimbulkan rasa minder atau rendah diri pada siswa, tetapi hal ini juga dapat menjadi suatu dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan didorong oleh sikap lingkungan kepadanya.

 

Sehubungan dengan hal ini motivasi mempunyai peranan yang penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondunsif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan. Kebutuhan manusia senantiasa akan berubah. Begitu juga dengan motivasi yang selalu berkaitan dengan kebutuhan tertentu akan berubah-ubah atau bersifat dinamis, sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia. Relevan dengan soal kebutuhan itu maka timbullah teori tentang motivasi. Teori motivasi lahir dan awal perkembangannya ada dikalangan psikologi. Menurut ahli jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hirarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah keatas. Dalam hal ini dari beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan kebutuhan yaitu :

a.    Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.

b.    Kebutuhan akan keamanan security, yakni rasa aman, bebas dari takut dan kecemasan.

c.    Kebutuhan akan cinta dan kasih : kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok).

d.    Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan sosial, pembentukan pribadi.

 

Untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik dalam usaha untuk meningkatkan prestasi yang di inginkan, maka perlu adanya dukungan atau pemenuhan kebutuhan secara bersamasama dari keempat unsur tersebut. Sardiman (2004 : 82) menyatakan ada beberapa teori lain yaitu :

a.    Teori insting Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah laku jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkaitan dengan insting atau pembawaan dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari.

b.    Teori fisiologi Menurut teori ini semua tindakan manusia berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik atau dapat disebut kebutuhan primer seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang.

c.    Teori psikoanalitik Teori ini mirip teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena ada unsur pribadi manusia yaitu id dan ego.

 

4.    Bentuk motivasi dalam belajar

Terdapat banyak unsur yang mempengaruhi belajar diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Cita-cita atau aspirasi siswa.

b. Kemampuan siswa.

c. Kondisi siswa

d. Kondisi lingkungan siswa.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

 

Dalam setiap pembelajaran motivasi baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik memegang peran yang sangat penting. Dengan motivasi itulah pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi didalam kegiatan belajar disekolah diantaranya adalah :

a.    Pemberian hadiah

Pemberian hadiyah dapat juga dikatakan sebagai salah satu cara untuk memberikan motivasi meskipun tidak selalu demikian adanya. Hadiyah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang atau tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut, misalnya hadiyah yang diberikan untuk penggambar yang terbaik, mungkin tidak akan menarik bagi anak yang tidak memiliki bakat menggambar. Dengan demikian daklm memberikan hadiyah kita harus melihat bakat, kesenangan, bahkan situasi yang ada pada anak yang akan kita beri hadiyah.

b.    Memberi Angka

Dalam hal ini angka dalah merupakan suatu symbol dari nilai kegiatan belajar anak. Biasanya angka nilai pada raport yang tinggi adalah merupakan harapan bagi setiap anak, sehingga mereka akan selalu berupaya dan terdorong atau termotivasi untuk belajar giatuntuk memperoleh nilai yang tinggi atau nyang baik. Meskipun pada kenyataannya pemberian angka ini bukanlah satu-satunya cara memberikan motivasi karena ada juga anak-anak yang sekedar bisa lulus atau naik kelas dan tidak ingin mengejar nilai atau angka yang tinggi.

c.    Memberikan Pujian

Pujian merupakan salah satu cara untuk memberikan motivasi kepada anak. Apabila ada siswa yang sukses, yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian, karena pujian ini adalah merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik. Oleh karenanya agar pujian ini menjadi motivasi pemberiannya harus tepat. Adaengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan selanjutnya akan dapat mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

d.    Memberikan Hukuman

Pemberian hukuman adalah sebagai reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan pada saat yang tepat dan bijak hukuman tersebut bisa berubah menjadi alat motivasi. Untuk itu guru harus benar-benar memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman kepada murid-muridnya agar hukuman tersebut menjadi motivasi bagi murid-muridnya.

e.    Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan dapat juga dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong agar siswa dapat belajar dengan giat, persaingan baik persauingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebenarnya persaingan ini sudah banyak diterapkan dan dimanfaatkan didunia industri atau pedagang namun sangat baik juga digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang bersangkutan.

f.     Mengadakan Ulangan

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa siswa biasanya akan giat belajar kalau ia mengetahui bahwa akan ada ulangan. Oleh karena itu memberikan ulangan merupakan salah satu bentuk moivasi bagi siswa. Perlu diingat oleh guru bahwa ulangan tersebut jangan dilakukan terlalu sering karena dapat mengakibatkan munculnya rasa bosan pada anak sehingga mereka tidak akan termutivasi lagi untuk belajar

g.    Menumbuhkan Minat

Pada uraian terdahulu telah dikemukakan soal motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan demikian juga dengan minat, sehingga tepatlah kiranya kalau minat merupakan salah satu alat motivasi yang pokok. Didalam proses belajar mengajarkan bisa efektif manakala dilandasi oleh adanya minat yang tinggi bagi para siswa adapun cara-cara menumbuhkan minat adalah :

1.    Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2.    Menghubungkan persoalan yang dibahas atau yang dipelajari dengan pengalaman yang telah dimiliki atau pengalaman yang lalu.

3.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil yang baik.

4.    Menggunakan berbagai macam media maupun metode mengajar.

 

 

C.   Pentingnya Motivasi dalam Pembelajaran

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi tersebut bisa berasal dari dalam diri anak atau bersifat intrinsik bisa juga berasal dari luar anak atau motivasi ekstrinsik. Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada ditangan para guru/ pendidik dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar. Orang tua juga bertugas memperkuat motivasi belajar selama anak berada dirumah, dan hal tersebut berlangsung sepanjang hayat. Peneliti Psikolog banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang prilaku. Subyek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan ada yang berupa manusia. Peneliti yang menggunakan hewan adalah tergolong peneliti biologis dan behavioris, sedangkan peneliti yang menggunakan terteliti manusia adalah peneliti kognitif. Temuan ahli-ahli tersebut bermanfaat untuk bidang industri, tenaga kerja, urusan pemasaran, recruiting meliter konsoltasi, dan pendidikan. Para peneliti berpendapat bahwa motivasi prilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognetif dan interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri perilaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa, sedangkan guru dituntut memperkuat motivasi siswa tersebut. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru, bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :

a.    Menyadarkan kedudukan siswa pada awal belajar, proses dan hasil belajar.

b.    Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya.

c.    Mengarahkan kegiatan belajar.

d.    Membesarkan semangat belajar.

e.    Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

 

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru, karena pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru untuk :

a.    Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.

b.    Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas yang bermacam-macam, ada yang acuh tak acuh, ada yang tak mendapatkan perhatian, ada yang beriman, disamping bersemangat untuk belajar.

c.    Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiyah atau pendidik.

d.    Memberi peluang bagi guru untuk kerja rekayasa pendagonis. Tugas guru adalah membuat siswa belajar sampai berhasil. Tentang profesinya justru terlertak pada mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang tersebut.

Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Motivasi itu sangat penting sekali bagi siswa dalam belajar, motivasi itu tidak hanya penting bagi siswa saja, tapi bagi guru pun sebagai pendidik harus ada didalam diri mereka, sebab guru adalah orang yang memfasilitasi dalam proses belajar mengajar dan membimbing bahkan mengarahkan siswa untuk menjadi orang sukses, tanpa adanya motivasi dalam diri siswa dan guru, maka tujuan pembelajaran tidak akan dapat tercapai seperti yang diinginkan.

 

B.     Saran

Melalui penulisan makalah ini, hendaknya kita sebagai calon guru perlu membekali diri kita masing-masing baik dengan sejumlah ilmu pengetahuan maupun keterampilan tetapi juga menyadari bahwa kelak di masa depan sebagai seorang guru yang profesional sangatlah kompleks. Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita perlu mempersiapkan diri baik dari segi intelektual, mental, sosial, dan emosional kita sedapat mungkin mampu untuk tampil menjadi seorang pendidik yang sukses menciptakan dan melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas serta mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan belajar anak didik kelak.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

A.M. Sudirman (2001) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta. A Tabrani (1989) Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Remadja Karya, Bandung.

Dimyati (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono, (2002) Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O. (2003) Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Nana Sudjana (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Purwanto (1996), Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung

Sardiman (2004) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Drafindo Persada, Jakarta

Syah M, (2001) Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, Jakarta. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

RINGKASAN BUKU Paulo Freire – Politik Pendidikan : Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembebasan