J I K A



Bagaimana jika  kita tak lagi bersikap apatis?
Terutama terhadap aset negara yang menjadi hajat hidup orang banyak?

Bagaimana jika kita mulai peduli.
Misalnya peduli dengan kondisi hutan di Indonesia.

Apa kita rela jika suatu saat hutan di indonesia habis.
Apa bentuk pertanggungjawaban kita untuk generasi selanjutnya?
Bayangkan setiap tahunnya luas hutan di indonesia terus mengalami penyusutan.
Akibat bencana alam, ataupun kesengajaan seperti penambangan, pengelolaan SDA yang kurang tepat,  penggunaan lahan sebagai lahan pemukiman dan lahan industri perkebunan kelapa sawit.

Kebakaran hutan sering terjadi seiring datangnya musim kemarau.
Mirisnya ada beberapa pihak yang tak bertanggung jawab menjadikan musim kemarau sebagai alat untuk melancarkan aksi pembukaan lahan dengan cara membakar hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit dan kayu.

Masih ingatkah dengan tragedi kebakaran hutan besar-besaran di tahun 2015?

Pada tahun 2015 tercatat area terbakar seluas 2.611.411 ha, pada tahun 2016 seluas 438.363 ha dan tahun 2017 seluas 165.484 ha (data tahun 2018 KLHK dapat di akses melalui www.menlhk.go.id). Di jambi berdasarkan data yang diperoleh TEMPO.CO dalam wawancaranya dengan direktur Walhi Jambi di tahun 2015 menyebutkan tercatat sekitar 33.000 ha lahan di Jambi terbakar dan kerugian mencapai Rp. 7 triliun.
14 korporasi di usut karena di duga melakukan pembakaran hutan dan lahan.

Apa jadinya jika kejadian seperti ini terus berlanjut?
Bisa jadi di masa mendatang hutan di indonesia benar-benar habis. Julukan hutan indonesia sebagai paru-paru dunia hanya tinggal kenangan.

Sudah saatnya kita sebagai generasi muda, sebagai agen perubahan bangkit membangun sikap kritis dengan menambah wawasan mengenai perkembangan lingkungan.

Mari kita jaga bumi kita.
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” [Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayal 3]. Foto diambil saat kunjungan ke Bukit Rinting, Desa Lubuk Mandarsah, Tebo, 23 Desember 2018.

@30haribercerita #30hbc19jika #30hbs1912

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

RINGKASAN BUKU Paulo Freire – Politik Pendidikan : Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembebasan