Cinta by Tereliye dalam Novel Sepotong Hati Yang Baru
Dalam bukunya yang
berjudul sepotong hati yang baru, Tereliye mengisahkan sebuah tragedi yang
menyayat hati. Dua insan yang awalnya saling mencintai dan telah berkomitmen dan akan menikah akhirnya berpisah karena salah
satu diantara mereka-sang perempuan merasa “jatuh cinta” pada “pandangan
pertama” dengan laki-laki lain tepat lima hari menuju pagelaran pesta
pernikahan mereka berdua. Betul-betul meyayat hati.
Sang perempuan
lebih memilih laki-laki yang baru lima hari dikenalnya dan membatalkan
penikahannya begitu saja dengan sepenggal kalimat singkat “ Kita tidak
berjodoh. Maafkan aku”.
Setahun berlalu,
saat sang laki-laki dengan segenap
usahanya hampir berhasil untuk menerima takdir pahit yang menimpanya,
megubur dalam-dalam rasa cintanya. Sang perempuan hadir kembali dalam
kehidupannya dan menceritakan tentang kegagalan hubungannya dengan laki-laki
hebatnya itu.
Well kalian tau,
tak hanya itu, dengan beraninya sang perempuan bertanya pada laki-laki malang
ini “apakah di hatimu masih tersisa namaku.” Tak tau diri sekali perempuan ini.
(Aku membaca sambil menggerutu dalam hati).
Eh, tapi aku
akhirnya tak menyesal membaca kisah ini. Ada pelajaran yang sangat berharga
yang bisa aku ambil dari kisah mereka berdua, hal ini tertuang di akhir paragraf ke dua di
halaman 51.
Kalian tahu
walaupun sebenarnya laki-laki malang ini masih mencintai sang perempuan dan
juga telah meaafkan semua yang telah terjadi.
Laki-laki malang ini tetap mengatakan bahwa tak ada lagi nama perempuan itu dalam sepotong hatinya yang baru.
Katanya :
“Cinta bukan sekadar
memaafkan. Cinta bukan sekedar menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri.
Cinta adalah rasionalitas sempurna.”
Laki-laki malang
ini lebih memilih menelan bulat-bulat semua kenangan indah bersama perempuan itu
dan ingin sambil sempurna menumbuhkan hati yang baru dia ingin memperbaiki
banyak hal dan juga memerbaiki diri sendiri. Terharu aku bacanya.
Komentar
Posting Komentar